Pesta Lesbi I
TANTE LIS DAN IBU SUSI
Tante Lis berusia 45 tahun dengan ukuran payudara 38 dan tubuh yang
ideal. Dia bekerja sebagai ibu rumah tangga dan tinggal di Yogyakarta.
Sedangkan Ibu Susi berusia 40 tahun dengan ukuran payudara 38 dan tubuh
yang ideal. Dia bekerja sebagai dosen di Malang dan juga tinggal di
sana. Suami mereka berdua adalah kakak beradik dan sibuk bekerja di
luar negeri.
Mereka berdua menjadi lesbian ketika suatu sore Tante Lis ditelepon
oleh seseorang yang mengaku sebagai relasi suaminya di Inggris, namanya
Jennifer. Dia orang Amerika. Dia mengatakan kalau ada sesuatu yang
ingin dibicarakan tentang suaminya. Tante Lis disuruhnya datang ke
hotel tempatnya menginap sore itu juga. Di Hotel Garuda. Kebetulan Ibu
Susi sedang liburan di tempat Tante Lis. Sehingga diajak pula Ibu Susi.
Setelah melapor ke resepsionis hotel, mereka berdua langsung menuju ke
kamar Jennifer. Mereka disambut Jennifer sendiri.
"Selamat sore," sapa Jennifer ramah dalam bahasa Indonesia meskipun agak kaku.
"Selamat sore," jawab Tante Lis.
"Bisa ketemu dengan Jennifer," sambung Tante Lis.
"Saya sendiri. Ibu siapa?"
"Saya Nyonya Hermawan," jawab Tante Lis menyebutkan nama suaminya.
"Ooo.. Maaf Bu. Saya tidak tahu."
Jennifer lalu menjabat tangan Tante Lis.
"Dan ini kerabat saya," kata Tante Lis.
"Susi," kata Ibu Susi sambil menjabat tangan Jennifer.
"Mari, silakan masuk! Maaf kursinya saya pakai untuk menaruh tas. Saya hanya semalam di sini. Kita duduk di tempat tidur saja."
Mereka bertiga masuk dan lalu duduk di tepian tempat tidur.
"Kenapa hanya semalam?" tanya Ibu Susi.
"Saya kebetulan hanya mampir untuk membicarakan masalah Pak Hermawan. Besok saya sudah berangkat ke Australia."
"Bagaimana dengan suami saya?" tanya Tante Lis.
"Dia terlibat suatu masalah."
Kemudian Jennifer menceritakan masalah yang dihadapi suami Tante
Lis. Sampai akhirnya mereka bertiga terdiam beberapa saat. Tiba-tiba..
"Saya mohon kepada anda untuk menolong suami saya," kata Tante Lis kepada Jennifer.
"Saya sebetulnya tidak bisa menolong Pak Hermawan. Bisa, asal.."
Jennifer tidak melanjutkan kata-katanya. Tetapi tangannya
melepaskan kancing baju yang dipakai Tante Lis yang duduk di
sampingnya. Tante Lis diam saja. Dibelainya bagian atas payudara
kirinya yang masih ditutupi BH.
"Ehmm.. ehmm.. ehmm.."
Kedua tangan Jennifer lalu bergerak ke belakang, melepas tali BH
yang dipakai Tante Lis. Salah satu tangannya maju ke depan dan meremas
payudara kanan Tante Lis.
"Aaahh.. aahh.. aahh.."
Ibu Susi yang sedang duduk di samping Tante Lis dan sedang membaca
majalah terkejut mendengar suara yang keluar dari mulut Tante Lis.
Dilihatnya kedua tangan Jennifer sedang meremas kedua payudara Tante
Lis sedangkan kedua tangan Tante Lis melepas baju yang dipakai
Jennifer. Sekarang bibir mereka berdua sudah saling menempel dan kedua
lidah mereka saling mengulumdengan hangat. Ibu Susi yang melihat itu
tidak kuat menahan nafsu. Diremasnya kedua payudaranya sendiri yang
masih ditutupi pakaiannya.
Baju Tante Lis sekarang sudah terlepas dari tempatnya dan kedua
tangannya melepas kaos dalam yang dipakai Jennifer sambil tetap
berciuman. Bibir Tante Lis terlepas dari bibir Jennifer demi dilihatnya
kedua payudara Jennifer yang ukurannya dua kali lebih besar dari
miliknya meskipun tubuhnya biasa saja. Jennifer yang merasakan hal itu
lalu merebahkan diri sambil menarik tubuh Tante Lis. Sehingga mulut
Tante Lis jatuh tepat di atas payudara kiri Jennifer. Dijilatinya
payudara kiri Jennifer tersebut sambil tangan kirinya memilin-milin
puting payudara kanan Jennifer. "Aaahh.. aahh.. aahh.."
Ibu Susi melihat hal tersebut. Nafsunya semakin panas sehingga
sekarang tangannya menarik tangan kiri Tante Lis dari payudara kanan
Jennifer dan mulutnya ikut beraksi. Dijilatinya payudara kanan Jennifer
sambil tangannya meremas payudara kanan Jennifer. Kedua tangan Jennifer
akan meremas kedua payudara Tante Lis. Tetapi tangan kirinya dipegang
tangan Tante Lis. Sedangkan tangan kanannya dipegang tangan Ibu Susi.
Tante Lis dan Ibu Susi sibuk mempermainkan kedua payudara Jennifer
sampai akhirnya Ibu Susi kelelahan dan terlentang di samping kanan
Jennifer. Jennifer yang merasa tidak bisa apa-apa ketika kedua
payudaranya dipermainkan kedua tamunya kemudian mengangkat kepala Tante
Lis yang masih sibuk. Tante Lis tahu diri dan kemudian dia ikut
terlentang di samping kiri Jennifer. Tidak lama, setelah Jennifer
bangkit dari tempat tidur, Tante Lis menghampiri Ibu Susi. Tante Lis
dengan cekatan melepas pakaian bagian atas Ibu Susi yang masih
berpakaian lengkap.
Sekarang mereka berdua sudah setengah telanjang dan Tante Lis lalu
menindih Ibu Susi. Kedua payudara mereka saling menempel. "Ouohh.."
Mulut mereka berdua sama-sama mengeluarkan suara yang disambut dengan
kedua bibir mereka yang saling berciuman dan perang antar lidah.
Jennifer sendiri setelah bangkit dari tempat tidur lalu melepas celana
jeans yang dipakainya. Sekarang dia sudah telanjang bulat karena dia
tidak memakai celana dalam. Dia mengambil dua buah dildo berukuran 20
cm dari dalam tasnya. Dia berbalik dan melihat ke tempat tidur. Tante
Lis dan Ibu Susi sedang dalam puncak kenikmatan. Mereka berdua sudah
telanjang bulat. Mereka berpelukan dan bergulingan di atas tempat
tidur. Jennifer melemparkan salah satu dildo ke tempat tidur.Sedangkan
yang satunya sedang menari-nari di kedua payudaranya sendiri. Dildo
tersebut kemudian naik dan masuk ke dalam mulutnya. Dikeluar-masukkan
dildo tersebut. Setelah puas, dildo tersebut turun ke bawah.
Dimasukkannya dildo tersebut ke dalam lubang kemaluannya sepanjang 15
cm. Diputar-putar dan digesek-gesekkan dildo tersebut dalam lubang
kemaluannya sambil dia menari-nari. "Aaahh.. aahh.. aahh.."
Jennifer terkejut dengan suara tersebut dan dilihatnya Tante Lis
dan Ibu Susi sama-sama terlentang sehabis lelah bercumbu. Dilihatnya
tangan Ibu Susi memberi isyarat untuk menghampirinya. Jennifer naik ke
tempat tidur dan tangannya menggesek-gesekkan dildo yang dilemparnya
tadi ke kedua payudara Ibu Susi bergantian. Sedangkan dildo yang
satunya masih menggantung di kemaluannya sehingga mirip kemaluan
laki-laki meskipun sudah keluar dengan panjang 15 cm. Kemudian dildo
tersebut dengan pelan-pelan dimasukkan ke dalam lubang kemaluan Ibu
Susi. Dikeluar-masukkan seolah-olah Jennifer adalah seorang laki-laki
yang sedang menyetubuhi seorang wanita. "Aaahh.. aahh.. aahh.."
Sedangkan dildo yang menari-nari di kedua payudara Ibu Susi
sekarang sudah menjelajahi kemaluan Tante Lis. Setelah beberapa menit
Jennifer mengeluarkan dildo dari dalam liang kemaluannya. Sekarang
tangan kanannya mengeluar-masukkan dildo ke dalam lubang kemaluan Tante
Lis dantangan kirinya mengeluar-masukkan dildo ke dalam kemaluan Ibu
Susi. Kedua tangan Tante Lis dan Ibu Susi juga tidak tinggal diam.
Kedua payudara Jennifer yang menantang dijadikan permainan kedua tangan
mereka. Diremas, dipilin dan disentil putingnya. "Aaahh.. aahh..
aahh.." Mereka bertiga akhirnya kelelahan. Setelah keluar untuk makan
malam, mereka melanjutkan permainan mereka sampai pagi.
Pagi harinya Tante Lis dan Ibu Susi mengantarkan Jennifer ke
Bandara. Jennifer meninggalkan masing-masing dildo untuk Tante Lis dan
Ibu Susi. Keesokan harinya Ibu Susi juga kembali ke Malang karena masa
liburannya sudah habis.
KISAH MARTHA
Martha berusia 23 tahun dengan ukuran payudara 36 dan tubuh yang
ideal. Dia masih berstatus mahasiswi di sebuah PTS di Yogyakarta. Dia
tinggal di rumah kontrakan di Yogyakarta bagian selatan.
Martha menjadi lesbian karena Tante Lis. Martha dan Tante Lis
sama-sama menjadi anggota sebuah pusat kebugaran terkemuka di
Yogyakarta. Suatu sore, Martha dan Tante Lis berada di tempat ganti
pakaian pusat kebugaran tersebut. Hanya mereka berdua karena kebetulan
hujan turun dengan derasnya dan membuat banyak anggota pusat kebugaran
tersebut enggan datang. Martha melihat Tante Lis yang berdiri beberapa
meter dari tempatnya berdiri. Entah mengapa pandangan matanya kali ini
beda dari biasanya. Dilihatnya kedua payudara Tante Lis yang
seolah-olah ingin keluar dari penutupnya karena ketatnya baju senam
yang dipakai Tante Lis. Tante Lis rupanya mengetahuinya.
"Ada apa Mbak?"
"Ah.. Tidak apa-apa Tante."
"Tidak apa-apa kok melihat kedua payudara saya."
Martha kaget kalau ternyata Tante Lis mengetahuinya pandangan matanya. Akhirnya keluarlah beberapa kata dari mulutnya.
"Kedua payudara Tante besar dan indah."
"Punyamu juga besar dan indah."
Tante Lis lalu mengambil sesuatu dari dalam tasnya. Sebuah bedak
talk. Dia kemudian membalikkan tubuhnya dan membelakangi Martha.
"Mbak, bisa Tante minta tolong?"
"Bisa, Tante mau apa?"
Martha menghampiri Tante Lis yang sedang menurunkan pakaian senamnya sehingga sekarang punggungnya terbuka.
"Tolong taburkan bedak talk ini ke punggungku dan gosokkan sekalian."
Martha menerima bedak talk kemudian menaburkannya ke punggung Tante Lis. Dia lalu menggosoknya dengan biasa saja.
"Aaahh.."
"Kenapa Tante?"
"Tidak apa-apa. Kamu mau tidak menggosok bagian depan?"
"Mau Tante. Tetapi jangan di sini. Nanti ketahuan orang lain."
"Cuek saja."
Martha ingin menolak. Tetapi terlambat. Tante Lis sudah membalikkan
tubuhnya. Kedua payudaranya yang menantang membuat Martha langsung
menaburi bedak talk ke kedua payudara Tante Lis. Digosoknya kedua
payudara Tante Lis dengan kedua tangannya. Diremasnya kedua payudara
Tante Lis.
"Aaahh.. aahh.. aahh.."
"Mbak mau?" tawar Tante Lis.
Tanpa menunggu persetujuan Martha, Tante Lis sudah menurunkan
pakaian senam yang dipakaiMartha. Dilihatnya kedua payudara Martha yang
hanya terdiam sambil menyerahkan bedak talk. Tante Lis menerima bedak
talk tersebut dan didorongnya Martha ke tembok. Martha disandarkan ke
tembok dan mulut Tante Lis sudah menjilati payudara kiri Martha.
Sedangkan tangan kirinya mengusapkan bedak talk ke payudara kanan
Martha. "Ehmm.. ehmm.. ehmm.."
Hanya itu yang keluar dari mulut Martha. Tangannya meraih tangan
kiri Tante Lis dan melepaskan bedak talk yang dipegangnya. Dibimbingnya
tangan kiri Tante Lis untuk membelai payudara kanan Martha. Tante Lis
tidak hanya membelai tetapi juga memilin-milin puting payudara kanan
Martha."Aaahh.. aahh.. aahh.." Mendengar suara itu Tante Lis semakin
bergairah untuk mencumbui Martha. Dilepaskannya pakaian senam yang
dipakai Martha yang masih menutupi bagian bawah tubuhnya sambil tetap
memainkan kedua payudara Martha. Mulutnya turun ke bawah. Mulutnya
tepat pada kemaluan Martha. Lidahnya dikeluarkan. Disentuhkannya ujung
lidahnya ke kemaluan Martha berulang-ulang.
Sekarang Tante Lis sudah menjilati kemaluan Martha sambil jari
telunjuk tangan kanannya membuka lubang kemaluan Martha dan tangan
kirinya masih menikmati permainan kedua payudara Martha. Lidahnya
dimasukkan ke dalam celah lubang kemaluan Martha. Lidah Tante Lis sudah
merasa puasbermain-main di kemaluan Martha. Sekarang jari-jarinya
dikeluar-masukkan ke dalam liang kemaluannya. Dikocoknya pelan-pelan.
Mulut Tante Lis rupanya belum puas dan ikut membantu jari-jari Tante
Lis dalam mempermainkan kemaluan Martha. Berkali-kali Martha mendesah.
"Aaahh.. aahh.. aahh.." Tante Lis menghentikan permainannya sebentar.
Dia melepaskan apa yang masih menutupi tubuhnya. Kemudian dengan
bantuan jari-jari pada kedua tangannya Tante Lis menempelkan
kemaluannya ke kemaluan Martha.
"Aaahh.. aahh.. aahh.." Suara yang keluar dari mulutnya dan mulut
Martha disambut dengan menempelnya kedua payudara Tante Lis pada kedua
payudara Martha. "Ouohh.." Lagi-lagi suara yang keluar dari mulut
mereka berdua disambut dengan menempelnya kedua bibir mereka. Mereka
berciuman dengan saling berebutan untuk menjilati lidah. Tante Lis
menggerak-gerakkan tubuhnya. Kedua payudaranya dan kedua payudara
Martha saling bergesekan. Begitu juga dengan kedua kemaluan mereka.
Setelah beberapa saat Tante Lis menghentikan permainan itu. Dia
melepaskan tubuhnya pada tubuh Martha. Dia berbalik dan membungkuk
mengambil pakaiannya. Ketikadia berdiri, dari belakang Martha
memeluknya.
Bersambung ke bagian 02
----
« Hot Zone
« Back
« Home
« New & Fresh
5952